Teori pengembangan embrio, juga dikenal sebagai embriologi, adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari perkembangan awal organisme dari tahap zigot hingga menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti embrio dan janin. Teori ini membahas proses pembentukan dan diferensiasi sel-sel, perkembangan organ-organ, serta pola pertumbuhan yang terjadi selama tahap awal kehidupan.
Teori pengembangan embrio berdasarkan pemahaman bahwa setiap organisme awalnya berasal dari sel tunggal yang disebut zigot, hasil dari penyatuan sel sperma dan sel telur. Melalui serangkaian proses yang kompleks, zigot ini mengalami pembelahan sel secara bertahap, diferensiasi sel-sel menjadi beragam jenis, dan membentuk struktur dan organ yang berbeda dalam tubuh embrio.
Pada tahap-tahap awal perkembangan embrio, terjadi pembentukan struktur dasar seperti lapisan sel yang membentuk blastula, yang kemudian berkembang menjadi gastrula dengan pembentukan lapisan germinal yang menghasilkan jaringan dan organ-organ tubuh yang berbeda. Selama proses ini, berbagai sinyal molekuler, interaksi sel-sel, dan regulasi genetik terjadi untuk mengarahkan diferensiasi sel dan membentuk pola perkembangan yang terkoordinasi.
Melalui penelitian dan pengamatan terhadap berbagai organisme, seperti manusia, hewan vertebrata, dan invertebrata, para ilmuwan telah mengidentifikasi serangkaian mekanisme dan faktor-faktor yang mengatur pengembangan embrio. Hal ini termasuk ekspresi genetik, jalur sinyal molekuler, interaksi antara sel-sel dan lingkungan sekitarnya, serta peran faktor pertumbuhan dan hormon.
Teori pengembangan embrio penting dalam memahami proses pembentukan dan pertumbuhan organisme, serta mengungkapkan aspek-aspek fundamental dalam biologi perkembangan. Penelitian dalam bidang ini juga memiliki implikasi dalam bidang medis, termasuk pemahaman mengenai kelainan perkembangan embrio, regenerasi jaringan, dan pengembangan terapi regeneratif.